Kisah Kaum Sufi yang Merendahkan dan Menghinakan Diri
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Kisah Kaum Sufi yang Merendahkan dan Menghinakan Diri ini adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Talbis Iblis. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary pada Senin, 26 Dzulqa’dah 1445 H / 3 Juni 2024 M.
Kajian tentang Kisah Kaum Sufi yang Merendahkan dan Menghinakan Diri
Ini perkara yang tidak sejalan dengan pendidikan yang diajarkan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bahwa kita dilarang untuk menginfakkan semua harta hingga tidak tersisa untuk kita, karena diri kita juga punya hak, dan apa yang kita keluarkan untuk diri kita juga terhitung sedekah. Jadi, sedekah yang kita keluarkan untuk manusia tentunya tidak menghabiskan dan meludeskan harta kita sehingga harus meminta-minta kepada manusia. Inilah yang dilarang nabi kepada Sa’ad bin Abi Waqqas ketika ingin menginfakkan separuh dari hartanya. Nabi mengatakan, “Sepertiga saja, dan sepertiga itu juga sudah banyak. Engkau tinggalkan keluargamu dalam keadaan berkecukupan lebih baik daripada meninggalkan mereka dalam keadaan fakir meminta-minta kepada manusia.”
Lihat: Wasiat Adalah Untuk Selain Ahli Waris – Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 180-183
Jadi, tidak boleh semua kita infakkan sehingga tidak ada yang tersisa untuk diri kita, sebab apa yang kita keluarkan untuk diri kita juga terhitung sedekah. Yang kita keluarkan untuk keluarga kita juga terhitung sedekah, karena mereka punya hak, diri kita juga punya hak yang harus kita tunaikan. Maka sikap seperti ini tentunya keliru. Mungkin sebagian orang berdalil dengan kisah Abu Bakar yang menginfakkan semua hartanya lalu mengira bahwa betul-betul ludes tidak tersisa sedikit pun untuk dirinya. Ini adalah satu pemahaman yang keliru.
Maksudnya, “semua” di sini bukan artinya habis tidak tersisa sama sekali. Maksudnya adalah sebagian besarnya, bukan semua sehingga setelah itu kita harus mengemis karena tidak punya apa-apa. Menyedekahkan semuanya itu tidak sejalan dengan pengajaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Jadi, letakkanlah setiap hak itu pada tempatnya dan menurut porsinya. Tidak mungkin kita bantu tetangga sementara keluarga kita kelaparan, tidak ada sesuatu untuk dimakan sehingga harus meminta kepada manusia untuk mencukupi kebutuhan kita sendiri. Ini adalah prinsip yang salah. Maka Nabi tidak membolehkan Sa’ad bin Abi Waqqas untuk mewakafkan separuh dari hartanya. Sepertiga saja, dan itu juga sudah banyak.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54222-kisah-kaum-sufi-yang-merendahkan-dan-menghinakan-diri/